KOPI PAHIT MALAYSIA
Apa yang dilakukan Proton sebenarnya hanya trik marketing perusahaan mereka saja.
Data dari Gaikindo, tahun 2014 Proton hanya terjual 523 unit saja, padahal target mereka 3.600 unit. Menyedihkan sekali dan ini melengkapi kesedihan mereka karena mobil ini di negaranya juga turun terus penjualannya.
Proton memang membutuhkan Indonesia untuk mengembangkan pasarnya. Jumlah penduduk Indonesia dan potensi meningkatnya ekonomi negara ini menggiurkan bagi Malaysia.
Karena itulah demi mobil nasional mereka, para petinggi negaranya turun menjadi sales & marketing, termasuk diantaranya PM Najib tun Razak. Mereka menggandeng Hendopriyono yang memungkinkan untuk menjadi jembatan dengan Jokowi, karena mereka paham bahwa nama Presiden bisa menjadi iklan bagi mereka.
Dan isu pun ditebarkan untuk menghangatkan situasi dengan tagline "Indonesian Mobil" atau mobil nasional, padahal ini hanyalah kerjasama dengan perusahaan Hendropriyono yg baru dibuat 2012 lalu.
Apa yang mereka lakukan hanya menumpang karakter masyarakat Indonesia yang mudah termakan isu dan propaganda, sehingga sukseslah iklan mereka dibahas dimana2.
Diluar semua itu, ada nilai positif yang harus kita pelajari dari Malaysia. Betapa hanya untuk sebuah mobil, pemerintah Malaysia melakukan segala daya upaya untuk mensukseskannya, bahkan sampai kepala negara mereka terjun ke lapangan.[cara menulisku]
Proton bagi pemerintah Malaysia bukan hanya sebuah mobil. Nama Proton sendiri adalah singkatan Perusahaan Otomotif Nasional. Kalau di Indonesia-kan ya jadi Mobil Nasional atau mobnas.
Proton bagi mereka adalah sebuah mercusuar, sebuah brand untuk mengenalkan Malaysia ke dunia Internasional. Sama seperti ketika mereka mengenalkan menara petronas dengan membayar produser Hollywood untuk melakukan syuting film The Entrapment yang dibintangi Sean Connery dan Catherine Zetta Jones.
Mereka rela melakukan apa saja dan mengeluarkan biaya berapa saja untuk mengenalkan Malaysia. Ini yang seharusnya dicontoh pejabat Indonesia dan sedang diamati oleh Jokowi.
Ketika menjadi capres, Jokowi sempat mengomentari Esemka, bahwa mobil itu bukan hanya masalah kita mampu menguasai tehnologi mesin, tapi yang penting bagaimana visi bisnisnya. Dan visi bisnis itu berkaitan dengan pengembangan dan pemasarannya.
Malaysia memang pernah belajar pada kita untuk mengembangkan negaranya, tapi ada sisi yang perlu kita pelajari juga dari kelebihan mereka.[cara aku menulis]
Apa yang dilakukan Malaysia sebenarnya hanya mengundang Presiden Jokowi minum secangkir kopi bersama. Malaysia memahami filosofi kopi, bahwa pahitnya serbuk kopi bisa menjadi jualan yang sempurna jika diberi sedikit pemanis.

Home - About - Order - Testimonial
Copyright © 2010 KEMULIAAN MENJADI PENULIS All Rights Reserved.